bukan main lelah menunggu
sendiri, aku mengelilingi lantai dasar gedung berumur
kulewati 1 ubin
ada puntung di situ
hentak per hentak
"puisiku, hati"
"aku tak mau puisi penuh carut"
"cape aku, hati"
"aku tetap saja begini"
terus saja ramai hatiku
seperti banyak orang lalu lalang
kembali, aku melewati lantai berpuntung
"aku akan tersenyum setelah melewati lantai berpuntung yang kedua kali"
terus saja hatiku bergumam, cemas
ternyata masih samar
"jangan kosong,hati jangan"
beriringan, sekarang
aku dan kamu melewati lantai berpuntung lagi
"ya, kali ini semoga sudah jelas"
malah diam,
kembali berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
akh!
bunuh saja aku
Bandung, Februari
Senin, 23 Agustus 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bukan main lelah menunggu
sendiri, aku mengelilingi lantai dasar gedung berumur
kulewati 1 ubin
ada puntung di situ
hentak per hentak
"puisiku, hati"
"aku tak mau puisi penuh carut"
"cape aku, hati"
"aku tetap saja begini"
terus saja ramai hatiku
seperti banyak orang lalu lalang
kembali, aku melewati lantai berpuntung
"aku akan tersenyum setelah melewati lantai berpuntung yang kedua kali"
terus saja hatiku bergumam, cemas
ternyata masih samar
"jangan kosong,hati jangan"
beriringan, sekarang
aku dan kamu melewati lantai berpuntung lagi
"ya, kali ini semoga sudah jelas"
malah diam,
kembali berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
akh!
bunuh saja aku
Bandung, Februari
sendiri, aku mengelilingi lantai dasar gedung berumur
kulewati 1 ubin
ada puntung di situ
hentak per hentak
"puisiku, hati"
"aku tak mau puisi penuh carut"
"cape aku, hati"
"aku tetap saja begini"
terus saja ramai hatiku
seperti banyak orang lalu lalang
kembali, aku melewati lantai berpuntung
"aku akan tersenyum setelah melewati lantai berpuntung yang kedua kali"
terus saja hatiku bergumam, cemas
ternyata masih samar
"jangan kosong,hati jangan"
beriringan, sekarang
aku dan kamu melewati lantai berpuntung lagi
"ya, kali ini semoga sudah jelas"
malah diam,
kembali berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
berkeliling
melewati lantai berpuntung
kemudian diam lagi
akh!
bunuh saja aku
Bandung, Februari
0 Response to "Bukan Main"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar on "Bukan Main"
Posting Komentar