Mengapa hujan begitu hebat, aku lihat dari jendelaku. Lalu aku bercermin di wajahmu, kulihat lagi hujan. Pantas saja kau tak melihat kerlingku. Tuan, aku menghapus tirai penghalang untuk kau melihat kerlingku. Mendengarkan kesah yang sedang kau runtut. Lalu membuka tanganmu, kuberikan kerling milikku, hanya itu yang aku punya. Aku ingin melihat matamu bercahaya, Tuan. Simpan baik-baik. Aku cinta kau seperti kau mencintaiku dulu. Ya aku memang bodoh. Sudah lupakan sejenak tentang itu. Aku hening. Bukan karena aku tak senang, aku sedang menyelam dan menitipkan doa untukmu pada rintik. Tapi, aku lupa mereka takkan menyampaikan doaku pada langit, mereka turun bukan naik. Tak apa, mereka menjatuhkan doa pada bumi tempat kau pijak, dan kau bisa terlindung oleh apa yang aku titipkan. Mari kita berjalan kembali, setelah melewati tengah malam dengan renungan.
Holis, 17 Mei 2010
0 komentar on "Pergantian Hari"
Posting Komentar